Surabaya, retorika.id – Di tengah kemajuan teknologi dan kemudahan mendapatkan informasi, ternyata membuat pekerjaan rumah tersendiri bagi masyarakat. Banyaknya penyebaran berita bohong di antara informasi yang ada di internet membuat kita miris, belum lagi melihat gampangnya masyarakat terpengaruh berita bohong tersebut atau bahkan terpancing oleh muatan adu domba di dalamnya.
Seperti yang sering kita lihat banyak pertikaian serta adu pendapat masyarakat di media sosial merupakan bukti bahwa masyarakat masih mudah termakan oleh berita palsu. Motif dari penyebaran berita palsu itu bermacam-macam, bisa saja itu merupakan usaha untuk
title="Penipuan" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Penipuan">menipu
Berita bohong atau yang oleh masyarakat dikenal dengan hoax biasanya sering berisi kebencian yang membawa sentimen suku, ras, agama dan antar golongan. Sentimen-sentimen itu mudah sekali digunakan untuk adu domba oleh pencipta berita hoax agar tercipta konflik dan kepanikan di tengah masyarakat yang termakan oleh berita-berita bohong.
Baru-baru ini saja beredar berita tentang adanya peristiwa penculikan anak-anak, informasi tersebut sempat menghebohkan karena dikabarkan anak-anak korban penculikan itu organ tubuhnya akan dijual. Buntutnya ada beberapa orang yang menjadi korban pemukulan karena dicurigai akan melakukan penculikan anak. Cukup disayangkan bukan? Seakan-akan masyarakat mudah termakan oleh informasi yang tidak diketahui dari mana sumber berita tersebut.
Nah! Berita tak bersumber semacam inilah tentu saja kebenaranya perlu diragukan, terlebih tak ada yang bisa mempertangung jawabkan kebenaran dari informasi yang ada di dalamnya. Hal itu menunjukkan pada kita bahwa ternyata banyak berita hoax yang kemungkinan bisa kita baca dari gadget kesayangan kita, terlebih sering kali berita hoax cepat menyebar lewat media sosial.
Disini penggunan media sosial yang bijak mungkin menjadi jalan untuk memerangi penyebaran hoax, jangan sebarkan berita yang tak bersumber di akun media sosialmu, langkah itu akan membuat terputusnya penyebaran berita hoax, setidaknya hoax tersebut tidak menyebar kepada teman sosial media mu.
Sebab media sosial seharusnya menjadi sarana silaturahim dan perekat persatuan, bukan sarana untuk penyebaran kebohongan, yang artinya di tengah semakin cannggihnya teknologi informasi seharusnya dibarengi dengan kemampuan menyeleksi informasi dan berita.
Penulis : Rizky Febrian Editor : Naufal Muchlas
TAG: #aspirasi #sosial # #