» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Pop Culture
Resensi Film “Our Brand is Crisis”
28 Maret 2017 | Pop Culture | Dibaca 14595 kali
Review (Indonesia) - Our Brand is Crisis: - Foto: eclipsemagazine

Surabaya, Retorika.id – “Our Brand Is Crisis” adalah film bergenre drama komedi yang dibintangi oleh Sandra Bullock. Film ini dibuat berdasarkan film documenter yang rilis di tahun 2005 dengan judul yang sama.

Pertama kali penulis menemukan film ini dari keingintahuan akan film yang mengusung tema branding. Setelah searching di google akhirnya penulis menemukan film dengan judul “Our Branding Is Crisis”. Film yang bercerita tentang tim sukses dari calon presiden di Bolivia yang memiliki reputasi buruk untuk memenangkan pemilu, cerita yang sangat cocok dengan kondisi Pilkada DKI saat ini.

Kisah film ini bermula pada saat Jane Bodine yang diperankan oleh Sandra Bullock, seorang strategis tim sukses  untuk kampanye politik yang sangat berpengalaman diajak untuk ikut bergabung dalam tim kampanye Castillo, calon presiden Bolivia. Awalnya Jane tidak tertarik akan undangan tersebut karena pengalaman masa lalunya. Namun Jane berubah pikiran karena mengetahui bahwa salah satu calon presidan


Bolivia menggunakan jasa Pat Candy yang diperankan oleh Billy Bob Thorton, musuh bebuyutan Jane.

Setelah mengetahui latar belakang Castillo yang buruk, Jane pada awalnya tidak begitu tertarik untuk memenangkan ia menjadi presiden Bolivia. Jane malah mengatakan kalau Castillo tidak layak memenangkan suara rakyat karena kelakuan dan tabiat Castillo yang buruk sehingga membuat Jane muak.

Tapi masalah personal Jane dengan Pat Candy membuat Jane memanas. Jane dengan gaya strategi yang terkesan blak-blakan mengupayakan berbagai macam cara agar kliennya memenangkan hati rakyat dan menjadikan presiden Bolivia. Jane tidak mencoba untuk mengubah citra dari Castillo yang buruk dan tempramental. Melainkan menjadikan citra buruk dari Castillo tersebut menjadi bahan jualan dalam strategi kampanye nya.

Castillo dicitrakan sebagai pemimpin yang tegas, dikampanyekan bisa melindungi rakyat Bolivia dari ancaman-ancaman luar negeri dari IMF dan lainnya. Sementara lawan dari Castillo adalah calon yang dekat dengan rakyat dengan citra lembutnya dan disukai oleh kebanyakan rakyat Bolivia.

Berbagai macam cara dilakukan oleh Jane agar citra dari  Castillo dapat memenangkan suara rakyat dan memenangkan pemilihan presiden. Mulai dari play as victim hingga negative campaign, begitu juga dengan Pat Candy yang hampir sama beradu strategi untuk pencitraan klien masing-masing.

Di sini saya beranggapan bahwa yang dimaksud dengan strategi play as victim adalah calon presiden Castillo berkampanye dengan citra yang apa adanya, tegas dan tidak munafik. Mungkin Jane melakukan strategi itu untuk membranding Castillo dengan citra yang apa adanya. Sedangkan Pat Candy disini lebih menyiasati bagaimana menjatuhkan citra si Castillo dikarekan klien Pat Candy sudah memenangkan hati rakyat Bolivia, jadi salah satu cara untuk memenangkan kampanye dengan menjatuhkan citra Castillo.

Hingga pada akhirnya Castillo lah yang menjadi presiden Bolivia. Namun setelah mengetahui apa yang dilakukan oleh Castillo pada hari pertama jabatannya, Jane merasa menyesal. karena dalam perjalananya Jane mulai mempercayai perubahan sifat yang dialami Castillo yang pada akhirnya itu hanya sebuah branding untuk kampanye.

Menonton film ini benar-benar membuka mata pentonton tentang dunia perpolitikan. Khusunya saat-saat kampanye, akan ada orang-orang yang ditugaskan untuk mencitrakan calon sedemikian rupa untuk mencapai tujuannya. Tidak peduli itu kampanye negatif ataupun menjadikan diri sendiri sebagai sasaran tembak, yang penting rakyat simpati. Urusan ingkar janji setelah memimpin, itu urusan belakang. Dalam film ini ada kutipan yang sangat mendalam dalam membuka mata saya dari dunia perpolitikan “itulah dunia, itulah politik, begitulah cara kerjanya. Datang dengan janji besar dan akhirnya menguap begitu saja”. Film ini berdasarkan kisah nyata pemilu di Amerika Selatan pada tahun 2002.

Film ini layak untuk ditonton. Gak terlalu berat karena di warnai dengan unsur komedi yang membuat anda tertawa di tengah-tengah anda dibuat mikir oleh alur ceritanya. Cocoklah buat ngisi waktu senggang.

Penulis : Muharram Dwi P.        
Editor : Naufal Muchlas R.


TAG#film  #review  #  #