» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Opini
ReplyGPT di Salah Satu Media Sosial Dianggap Meresahkan: Salah Teknologi atau Penggunanya?
29 April 2023 | Opini | Dibaca 971 kali
ReplyGPT di Salah Satu Media Sosial Dianggap Meresahkan: Salah Teknologi atau Penggunanya?: - Foto: Twitter
ReplyGPT, salah satu bot AI yang digunakan di platform Twitter untuk membalas berbagai cuitan atau yang biasa disebut tweet-an. Bot tersebut menjawab cuitan apabila terdapat akun Twitter yang melakukan tagging ReplyGPT pada sebuah cuitan, tetapi nyatanya hal tersebut membuat beberapa orang merasa risih dan kesal. Hal tersebut memunculkan pertimbangan, apakah teknologi AI merugikan?

Retorika.id- Artificial Intelligence (AI) adalah kemampuan dari mesin untuk menggunakan algoritma dalam hal belajar dari data dan menggunakan apa yang telah dipelajarinya untuk mengambil keputusan layaknya manusia (Arief & Saputra, 2019). Perkembangan teknologi AI tentu membawa beberapa perubahan baru dalam kehidupan masyarakat. Menurut Russell & Norvig (2016 dalam Aliff Nawi 2019) istilah AI pertama kali digunakan oleh salah seorang profesor dari University of Stanford, John McCarthy pada tahun 1956 dalam sebuah persidangan dalam  bidang  pengkomputeran  di  Dartmouth,  Amerika Serikat. Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh AI nyatanya membawa keuntungan dan kerugian.

Banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihasilkan akibat penggunaan teknologi AI, seperti ChatGPT, Search Engine, Mobile Banking, bahkan aplikasi streaming musik dan film yang kerap kali digunakan seperti Spotify, Joox, dan Apple Music juga merupakan contoh dari teknologi AI. AI kerap kali digunakan di beberapa media sosial, seperti Facebook, Instagram, dll untuk mengenali interest penggunanya sehingga konten yang ditampilkan sesuai


dengan keinginan pengguna. Tidak ketinggalan, di media sosial Twitter terdapat sebuah akun bot AI yang menggunakan username @ReplyGPT yang berfungsi untuk membalas cuitan-cuitan di twitter apabila sebuah akun men-tag nya.

Awalnya, ReplyGPT dianggap membantu seseorang yang malas mengetik atau memberikan respon, tetapi tetap ingin merespon cuitan tersebut. Respon yang diberikan ReplyGPT juga dianggap lucu dan menarik. Namun, belakangan ini beberapa netizen di Twitter merasa risih terhadap akun-akun yang melakukan tagging pada ReplyGPT untuk memberikan respon sebuah cuitan atau menfess.  Hal tersebut diketahui dengan adanya sebuah menfess dengan likes 32,9K dari base Tanyarl dengan username @tanyakanrl yang merasa kesal terhadap akun-akun yang memberikan reply dengan tagging ReplyGPT dan meminta admin base tersebut menerapkan rules baru kepada mereka agar tidak melakukan hal itu. Menfess tersebut juga mendapatkan banyak respon setuju bahwa mereka merasa tidak bisa melihat respon netizen yang sebenarnya, alih-alih hanya menemukan respon dari bot AI.

Beberapa akun Twitter juga berasumsi bahwa oknum-oknum yang melakukan tagging ReplyGPT terus menerus di sebuah menfess merupakan buzzer atau orang yang dibayar untuk mempromosikan atau mendengungkan suatu topik. Beberapa akun juga terang-terangan memberikan cuitan bahwa mereka telah memblokir akun ReplyGPT karena tidak mau melihat responnya dan hanya ingin melihat respon manual dari seseorang di timeline mereka. 

Meskipun kemajuan teknologi membawa keuntungan dan kemudahan, tetapi kebijakan penggunaannya juga harus diperhatikan. Jangan sampai kemajuan teknologi justru merugikan dan hanya membawa dampak buruk. Sebagai pengguna media sosial harus bijak dalam hal apapun karena segala aktivitas digital yang kita lakukan memiliki rekam jejak. Keuntungan dan kerugian terkait kemajuan teknologi bergantung kepada bagaimana kita menyikapinya, gunakan dengan baik agar tidak terjadi kerugian ataupun penyesalan.

Kemajuan teknologi bukanlah sebuah kesalahan apabila disikapi dengan benar. Bertambahnya kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari tentu harus diimbangi dengan kemajuan teknologi dalam memudahkan pemenuhan kebutuhan tersebut. Perkembangan teknologi mampu membawa Indonesia bersaing dengan negara-negara lainnya. Oleh karena itu, sebagai pengguna teknologi harus mampu melakukan edukasi terkait bagaimana penggunaan teknologi yang baik dan benar agar kedepannya kita bisa mengontrol teknologi, bukan kita yang dikontrol oleh teknologi.

 

Referensi: 

Arief, N. N., & Saputra, M. A. A. (2019). Kompetensi baru public relations (PR) pada era artificial intelligence. Jurnal Sistem Cerdas, 2(1), 1-12.

Nawi, A. (2019). Penerokaan Awal Terhadap Isu dan Impak Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan terhadap Kehidupan Manusia [Early Exploration Towards Issues and Impact the Use of Artificial Intelligence Technology Towards Human Beings]. Asian Journal of Civilizational Studies (AJOCS), 1(4), 24-33.

 

Penulis: Marsanda Lintang

Editor: Jingga Ramadhintya

 


TAG#media-sosial  #sosial  #  #