» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Liputan Khusus
Aksarasa 2021: Mendalami Fotografi dan Cerita di Dalamnya
08 Agustus 2021 | Liputan Khusus | Dibaca 1105 kali
Aksarasa 2021: Mendalami Fotografi dan Cerita di Dalamnya: Sumber: Foto: Dokumentasi pribadi/Anindya Zahran
Aksarasa merupakan kegiatan pameran fotografi yang diadakan oleh mahasiswa FISIP Unair yang mengikuti mata kuliah fotografi di prodi Ilmu Komunikasi. Pada tahun 2021 ini, Aksarasa dilakukan secara virtual dengan tema “Kunang Kenang”. Kegiatan ini tak hanya menampilkan hasil karya foto dari 40 kontributor terpilih, tetapi juga menghandirkan Raka Syahreza, John Navid, dan Willy Kurniawan sebagai pembicara dalam gelar wicara yang diadakan melalui siaran langsung Instagram @aksarasa 2021.

Tema Kunang Kenang Sebagai Refleksi Hasil Foto

Aksarasa adalah sebuah kegiatan pameran foto yang lahir sebagai wadah apresiasi kepada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah fotografi di prodi Ilmu Komunikasi. Ekshibisi kali kedua ini diadakan secara daring dengan menggunakan platform digital seperti Instagram dan Artsteps pada Selasa (20/7/2021).

Irfan Wahyudi S.Sos, M.Comms., PhD. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah fotografi berujar, “Pameran ini merupakan bentuk apresiasi terhadap karya-karya mahasiswa yang dianggap outstanding dan telah melalui pelajaran-pelajaran dan juga pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara online di FISIP Unair.”

Pada tahun 2021 ini, Aksarasa mengangkat tema “Kunang Kenang” untuk merefleksikan berbagai momen dengan segala padam, redup, dan terangnya sinar yang berhasil di lalui bersama oleh masing-masing orang. Diffa Shalavy Putri selaku anggota dari sie acara mengusulkan tema tersebut karena keunikan dari dari hewan kunang-kunang. Kunang-kunang sendiri adalah hewan yang unik dan bercahaya, tetapi terkadang dia juga bisa memilih untuk tidak mengeluarkan cahayanya.

“Kalau diambil dari segi fotografi itu sendiri, hasil dari foto itu kadang bisa kita keep, kadang bisa kita lupakan, tapi ketika kita mau, kita bakal bisa lihat itu lagi, kita bisa nyalain cahaya atau ingatan dari momen itu lagi.” Jelas Diffa.

Fotografi dan Maknanya

Sesuai dengan tema yang diusung, pameran ini tak


hanya menampilkan hasil karya foto dari 40 kontributor terpilih, tetapi juga menghandirkan Raka Syahreza, John Navid, dan Willy Kurniawan sebagai pembicara dalam gelar wicara yang diadakan melalui siaran langsung Instagram @aksarasa 2021.

Berasal dari latar belakang dan keahlian jenis foto yang berbeda, masing-masing narasumber menceritakan tentang pengetahuan sekaligus pengalamannya selama menggeluti dunia fotografi.

Di hari pertama gelar wicara (24/07/2021), Anindya Zahran selaku pembawa acara sekaligus ketua acara Aksarasa 2021 bertanya pada Raka tentang pengalamannya dalam stage fotography (fotografi panggung).

Raka berujar, sebelum dia memotret ia akan menanyakan terlebih dahulu tentang konsep dan gerakan-gerakan apa saja yang akan dilakukan oleh band musik yang akan tampil di panggung nanti. Ia sendiri lebih suka pada band yang lebih atraktif.

“Malahan gue nggak begitu demen sama band yang diem doang. Menurut gue, foto yang terlihat orang itu diem doang, ya bagus secara estetika aja. Tapi secara maknanya, lu lagi ngapain? Ya udah lu lagi diem, lu main bass gitu. Tapi ketika gue foto beberapa yang atraktif kayak ada maknanya gitu.” Jelas Raka.

Tak jauh berbeda dengan Raka, John selaku pemateri di hari ke dua (25/07/2021) juga merasakan makna tersendiri dalam memotret. “Kadang foto-foto yang kita foto, misalnya kita foto tahun 2000. Foto itu biasa saja, tapi begitu kita simpan, 20 tahun kemudian, terus kita keluarin foto itu. Itu akan jadi spesial karena semuanya sudah berubah dari apa yang kita foto.” Ucap John.

Menurut John, fotografi atau pun hal yang kita lakukan harus dimulai dari ketertarikan. Semua bisa dimulai dari apa yang kita sukai atau kita senangi. Baru kemudian, kita dapat membagikan kesan dari hasil usaha kita kepada orang lain, baik berupa foto, video, musik, dan sebagainya.

Senada dengan John, di hari ketiga (26/7) Willy juga menceritakan pengalamannya saat bergabung dengan komunitas fotografi. Ia lebih banyak tertarik pada foto human interest hingga berkecimpung dalam dunia fotografi jurnalistik.

“Karena berangkatnya kan dari hobi, dari yang kita senang. Jadi apapun yang kita lakukan tanpa beban. Dan ternyata apa yang saya jalani apa yang saya senangi itu punya power juga untuk melakukan sesuatu dan bermanfaat untuk orang-orang,” terang Willy.

Berbagai perspektif, tantangan, dan perjalanan mereka dari awal hingga konsisten dengan dunia fotografi telah dibahas secara mendalam pada gelar wicara tersebut. Pembaca yang ingin mengetahui informasinya lebih lanjut, dapat melihat life report di Instagram Aksarasa.

Bentuk Apresiasi dan Proses Seleksi Pemilihan Foto

Selain mengadakan pameran dan juga gelar wicara, panitia juga memberikan hadiah pada pengunjung yang berhasil memenangkan challenge dan impresi pengunjung. Tak hanya itu, panitia juga memilih satu pemenang kepada kontributor yang fotonya terpilih menjadi karya terfavorit berdasarkan hasil pemungutan suara di Instagram. Karya tersebut dimenangkan oleh Di Anugrah Putri Jasmin yang merupakan mahasiswi prodi Antropologi FISIP Unair.

Tentunya, proses dalam berkarya tidaklah mudah. Dari 169 peserta mata kuliah fotografi, karya foto terbaik mulanya dikurasi menjadi 40 foto. Proses seleksi tersebut dilakukan oleh para dosen dan asisten dosen. I Putu Surya Kusuma Bratha selaku salah satu dosen fotografi berujar jika salah satu penilaian dari proses seleksi ialah kesesuaian tema dengan foto yang dikumpulkan.

“Kalau ada tema, dia kena dengan temanya nggak? Sesuai nggak? Karena kalau sebagus apapun fotonya, kalau nggak kena tema ya langsung dibuang, eliminasi.” Putu juga menambahkan, meskipun teknik menjadi penting dalam penilaian, tetapi penyampaian pesan melalui foto yang dihasilkan juga menjadi poin penting dalam proses seleksi.

Dengan adanya kegiatan pameran ini Moch. Rizky Satrio R yang juga merupakan salah satu dosen fotografi berharap, pameran ini dapat menjadi bentuk apresiasi serta menjadi semangat untuk terus berkarya walaupun di masa pandemi.

“Saya rasa mencoba untuk berkarya dari dalam rumah itu bukan suatu hal yang imposibble. Berkarya dari dalam rumah juga bisa sangat luar biasa. Fotografi sudah bergeser, jadi semuanya meskipun dengan adanya keterbatasan tetap bisa mendapatkan sebuah karya yang maksimal seperti itu.” Tutup Moch.

 

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Kadek Putri Maharani

 


TAG#akademik  #event  #fisip-unair  #inovasi