» Website: https://www.retorika.id » Email: redaksi@retorika.id, lpmretorikafisipua@gmail.com » Alamat: Gedung FISIP Unair, Jl. Dharmawangsa Dalam 4-6 Surabaya 60286 » Telepon: .

Liputan Khusus
Sempat Tertunda, Women’s March Surabaya Terlaksana Setelah Pemilu
30 April 2019 | Liputan Khusus | Dibaca 1165 kali
Selaku Ketua Panitia aksi, Anin mengutarakan poin utama dalam Women’s March ini adalah mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan RUU PKS. Kedua, melindungi penyintas kekerasan seksual dan pidanakan pelaku kekerasan seksual.

retorika.id - Aksi Women’s March digelar pada Minggu (28/04/19) di Taman Bungkul, Surabaya. Peserta mulai berkumpul sejak pukul 06.00 pagi di depan Bank Maybank Jl. Raya Darmo. Terpantau massa mulai bergerak sekitar pukul 07.30 berjalan mengitari Jl. Raya Darmo dan kembali melewati Loop Station, Taman Bungkul, kemudian berkumpul lagi ke titik semula.

Menurut siaran pers panitia Women’s March Surabaya, peserta dihadiri oleh berbagai kalagan masyarakat, organisasi, dan komunitas. Tercatat berjumlah 27 organisasi, komunitas, LSM yang mengikuti aksi ini, beberapa diantaranya: Arek Feminis, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), PKBI Jawa Timur, LBH Surabaya, KontraS Surabaya, HWDI, Daya Mandiri, Surabaya Youth, GAYa Nusantara, GusDurian/Gerdu Suroboyo, Prajurit Pelangi, dan lain-lain.

Selaku Ketua Panitia aksi, Anin mengutarakan poin utama dalam


Women’s March ini adalah mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan RUU PKS. Kedua, melindungi penyintas kekerasan seksual dan pidanakan pelaku kekerasan seksual, “Menghapus atau mengubah UU yang diskriminatif,” ujarnya.

Tema besar yang dibawakan dalam tahun ini adalah Perempuan dan Politik, akan tetapi narasi untuk banyak menyuarakan perempuan dalam posisi politik tidak terlalu digaungkan, Anin mengakui karena masih panasnya suasana politik menjadi sedikit diredupkan. “Kalau masalah yang bersifat politis jangan di Bungkul. Jadi cuma menulis poster aja”.

 

Kenapa Aksi pada Bulan April?

Women’s March seharusnya dilaksanakan pada bulan Maret lalu untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Akan tetapi sehubung dengan mendekati pesta demokrasi pada 17 April 2019, acara ini ditunda. Anin juga mengutarakan karena kemungkinan dari perizinan pun akan sulit jika mengadakan aksi seperti ini. Selain itu juga sekaligus memperingati Hari Kartini yang jatuh pada bulan April. Sehingga masih ada momen untuk merayakan perjuangan gerakan perempuan.

Hal lain yang diantisipasi adalah khawatirnya aksi ini ditunggangi oleh kepentingan dan tekanan politik. Karena pada bulan Maret yang berdekatan dengan pemilu, diperkirakan orang-orang pasti mengira aksi ini berbau politik. Ketika ditanyakan mengenai apakah ada tekanan politik yang mempengaruhi tertundanya aksi ini, Anin membantah, “Kalau tekanan politik sih, ngga ya.”

 

Harapannya dari Aksi Women’s March?

Tujuan aksi ini yang pertama adalah mengedukasi warga Surabaya bahwa pentingnya RUU PKS untuk segera disahkan. “Pernikahan anak, kekerasan seksual pada perempuan dan anak itu masih tinggi banget,” imbuh Anin mengingatkan. Motivasi saling mengingatkan juga menjadi yang terpenting dalam gerakan ini.

Setelah aksi turun ke jalan, ada notulensi berupa poin tuntutan yang termasuk dalam siaran pers untuk kemudian diajukan kepada pihak terkait yaitu DPR untuk kembali ditinjau dan segera dikabulkan, sehingga menurut Anin aksi ini tidak sia-sia. Narasi tuntutan yang disampaikan sudah jauh-jauh hari digaungkan di media sosial, maka turun ke jalan adalah aksi nyata.

Ditengah sesi wawancara dengan pers ia juga berpesan, “Sebagai korban jangan takut untuk menyuarakan kalau kita sedang berada di ketidakadilan, mending bersuara, jangan diam. Semakin diam, semakin orang gak tau, dan pasti kita merasakan impact-nya ke diri kita sendiri, mentalnya, dan lain-lain,” katanya.

 

Penulis: Faiz Zaki


TAG#gender  #  #  #